Kegiatan
Tunas Bangsa bulan Februari sangatlah berbeda dengan kegiatan sebelumnya.
Dimana kegiatan sebelumnya identik dengan para pengisi materi yang berasal dari
mentor Tunas Bangsa itu sendiri. Untuk bulan Februari ini,kita sangatlah
beruntung karena kita kedatangan tamu yang jauh-jauh dari Jakarta untuk
membagikan pengalamannya kepada para pelajar di Kudus yang tergabung dalam
gerakan tunas bangsa ini dan para peserta kegiatan. Selain itu,untuk bulan ini
baru pertama kali Tunas Bangsa mengadakan kegiatan yang dibuka untuk umum,,sehingga
kami harus menyiapkan dengan matang karena kita tidak hanya kedatangan tamu
seorang yang sudah lulus dari universitas luar negri melainkan teman-teman luar
gerakan Tunas bangsa yang berminat mengikuti acara bertemakan beasiswa ini.
Banyak sekali pengalaman-pengalaman berharga yang dapat kami petik dari
kegiatan tunas bangsa yang bertema “ Menggapai Beasiswa “ ini. Pengalaman dalam
menyiapkan kegiatan secara baik,berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkaitan
dan pastinya ilmu yang diberikan oleh narasumber yang sangat berguna bagi kita
dalam meraih masa depan.
Narasumber
bulan februari merupakan narasumber yang sangat luar biasa,hal ini dikarenakan
prestasi-prestasi yang telah ditorehkan oleh beliau dalam bidangnnya yaitu
Akuntansi. Iya,kak Galih Adhyatomo seorang anak penyuluh kesehatan di desa yang
terdapat di Yogyakarta merupakan lulusan dari Universitas Gadjah Mada (UGM)
untuk S1,lulusan University of Huddersfiel UK untuk S2 dan yang terakhir
lulusan Taylor University Malaysia. Semua gelar yang di dapat kak galih
tersebut semuanya diraih dengan jalur beasiswa. Berulang kali kak Galih selalu
mencoba untuk mendapatkan beasiswa keluar negri, namun banyak sekali kegagalan
yang dialaminya. Hingga pada akhirnya percobaan yang ke-19 merupakan rejeki
dari kak Galih tersebut yang mengantarkannya bisa belajar di negri yang banyak
diimpi-impikan oleh banyak orang yaitu Inggris. Banyak sekali cerita menarik
yang diceritakan Kak Galih semasa ia berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkanya,salah
satu yang paling sangat menginspirasi yaitu latar belakang kak Galih yang
berasal dari keluarga yang notabene bukan keluarga mampu. Orang-orang yang
berada di sekitarnya sangat merendahkan akan keinginannya kuliah diluar negeri.
Bahkan
ibunya saja tidak yakin akankah bisa anaknya itu kuliah diluar negri dan sempat
menyuruhnya untuk berhenti dalam mencoba beasiswa tersebut dengan berkata “
Mbuk wes le… le…,raimu ki gak macem kuliah luar negri “ . Meskipun banyak orang
yang meremehkan kemampuan kak Galih dalam meraih cita-citanya kuliah di
Inggris,tetapi kiat gigih yang dimiliki olehnya mampu mengalahkan segala hal
yang menerpanya. Singkat cerita,kak Galih sekarang sudah bekerja di salah satu
badan akuntansi yang ada di Indonesia.
Dari
cerita diatas dapat kita ambil sebuah hikmah yaitu kita tidak bisa memilih dari
keluarga apa kita dilahirkan namun langkah hidup kedepannya ada pada tangan
kita bukan bergantung darimana kita dilahirkan. Tekad yang kuat disertai dengan
doa restu dari orang-orang terdekat yang kita sayangi menjadi pendorong kita
dalam meraih apa yang kita inginkan kedepannya. Tetap semangat para generasi
bangsa,tak usah menyerah dalam menyelami langkah karena dengan kesungguhan dan
doa semua akan menjadi Indah.
.*) Tulisan di atas adalah karya Rafi Yusnia Salim - Mentee Tunas Bangsa dari SMA 1 Kudus
0 komentar:
Posting Komentar