Sabtu, 09 Maret 2019

Melangkah Menuju Universitas Impian

Kegiatan Tunas Bangsa bulan Februari sangatlah berbeda dengan kegiatan sebelumnya. Dimana kegiatan sebelumnya identik dengan para pengisi materi yang berasal dari mentor Tunas Bangsa itu sendiri. Untuk bulan Februari ini,kita sangatlah beruntung karena kita kedatangan tamu yang jauh-jauh dari Jakarta untuk membagikan pengalamannya kepada para pelajar di Kudus yang tergabung dalam gerakan tunas bangsa ini dan para peserta kegiatan. Selain itu,untuk bulan ini baru pertama kali Tunas Bangsa mengadakan kegiatan yang dibuka untuk umum,,sehingga kami harus menyiapkan dengan matang karena kita tidak hanya kedatangan tamu seorang yang sudah lulus dari universitas luar negri melainkan teman-teman luar gerakan Tunas bangsa yang berminat mengikuti acara bertemakan beasiswa ini. Banyak sekali pengalaman-pengalaman berharga yang dapat kami petik dari kegiatan tunas bangsa yang bertema “ Menggapai Beasiswa “ ini. Pengalaman dalam menyiapkan kegiatan secara baik,berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkaitan dan pastinya ilmu yang diberikan oleh narasumber yang sangat berguna bagi kita dalam meraih masa depan.

Narasumber bulan februari merupakan narasumber yang sangat luar biasa,hal ini dikarenakan prestasi-prestasi yang telah ditorehkan oleh beliau dalam bidangnnya yaitu Akuntansi. Iya,kak Galih Adhyatomo seorang anak penyuluh kesehatan di desa yang terdapat di Yogyakarta merupakan lulusan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk S1,lulusan University of Huddersfiel UK untuk S2 dan yang terakhir lulusan Taylor University Malaysia. Semua gelar yang di dapat kak galih tersebut semuanya diraih dengan jalur beasiswa. Berulang kali kak Galih selalu mencoba untuk mendapatkan beasiswa keluar negri, namun banyak sekali kegagalan yang dialaminya. Hingga pada akhirnya percobaan yang ke-19 merupakan rejeki dari kak Galih tersebut yang mengantarkannya bisa belajar di negri yang banyak diimpi-impikan oleh banyak orang yaitu Inggris. Banyak sekali cerita menarik yang diceritakan Kak Galih semasa ia berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkanya,salah satu yang paling sangat menginspirasi yaitu latar belakang kak Galih yang berasal dari keluarga yang notabene bukan keluarga mampu. Orang-orang yang berada di sekitarnya sangat merendahkan akan keinginannya kuliah diluar negeri.

Bahkan ibunya saja tidak yakin akankah bisa anaknya itu kuliah diluar negri dan sempat menyuruhnya untuk berhenti dalam mencoba beasiswa tersebut dengan berkata “ Mbuk wes le… le…,raimu ki gak macem kuliah luar negri “ . Meskipun banyak orang yang meremehkan kemampuan kak Galih dalam meraih cita-citanya kuliah di Inggris,tetapi kiat gigih yang dimiliki olehnya mampu mengalahkan segala hal yang menerpanya. Singkat cerita,kak Galih sekarang sudah bekerja di salah satu badan akuntansi yang ada di Indonesia.


Dari cerita diatas dapat kita ambil sebuah hikmah yaitu kita tidak bisa memilih dari keluarga apa kita dilahirkan namun langkah hidup kedepannya ada pada tangan kita bukan bergantung darimana kita dilahirkan. Tekad yang kuat disertai dengan doa restu dari orang-orang terdekat yang kita sayangi menjadi pendorong kita dalam meraih apa yang kita inginkan kedepannya. Tetap semangat para generasi bangsa,tak usah menyerah dalam menyelami langkah karena dengan kesungguhan dan doa semua akan menjadi Indah.

.*) Tulisan di atas adalah karya Rafi Yusnia Salim - Mentee Tunas Bangsa dari SMA 1 Kudus


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Like Fanpages