Gerakan Tunas Bangsa

Gerakan Tunas Bangsa merupakan gerakan mentoring yang berfokus pada pembentukan karakter dan jiwa kepemimpinan melalui aktivasi nilai-nilai kebaikan dalam diri generasi muda bangsa Indonesia.

Keluarga Besar Gerakan Tunas Bangsa

Foto bersama pengurus dan mentee Gerakan Tunas Bangsa.

Mentee Gerakan Tunas Bangsa

Mentee Gerakan Tunas Bangsa adalah penerima beasiswa plus. Selain menerima beasiswa mereka juga menerima berbagai pelatihan pengembangan diri.

Mentor dan Mentee

Mentor memberi berbagai materi pengembangan diri kepada mentee

Penyerahan Beasiswa

Mentee menerima beasiswa plus.

In Class Training

Mentee menerima materi pengembangan diri yang dilakukan di dalam ruangan. Kami berkerja sama dengan sekolah mentee dalam melakukan kegiatan pelatihan.

Kamis, 23 Juni 2016

YUK BELAJAR!

Karya : Etika Puspasari 
Operation & General Affair Gerakan Tunas Bangsa



Ada yang menggelitik hati saya. Pelajaran penting dari sebuah hal yang sangat sederhana dilakukan oleh seorang Mentee Tunas Bangsa. Kali ini sesi kewirausahaan, Mentee diberikan tantangan untuk praktik berjualan. Semangat mereka untuk berjualan luar biasa. Kami menentukan modal minimal agar mudah untuk menghitung laba bersih dari hasil penjualan.

Yang saya ingat sekitar jam 5 pagi ada pesan WhatsApp masuk. Kak Yenni Kusuma Astuti, pengurus Tunas Bangsa. "Kak ada adek Tunas Bangsa yang bilang sama aku, kalau kelompoknya jualan tas batik  dari pekalongan."

Sekilas pesan tersebut biasa saja, dan memang tak ada yang perlu dipermasalahkan dengan usulan untuk berjualan tas batik dari Pekalongan. Pesan WhatsApp pun berlanjut, dan Kak Yenni menuliskan, bahwa yang dijual adalah sebuah tas batik cantik dengan harga lumayan tinggi. Yang menarik adalah kelompok tersebut hanya membawa satu buah tas saja, tanpa ada pilihan model dan warna tas.

Ini sebenarnya sangat menarik, dan penuh tantangan untuk sekadar pratik jualan di Car Free Day Simpang Tujuh Kudus. Risiko terbesar yang akan diterima kelompok tersebut adalah tas tersebut  mempunyai sedikit kemungkinan untuk terjual dan kelompoknya tidak akan mendapatkan poin. Akhirnya dua hal tersebut yang menjadi dasar pertimbangan kami untuk memberikan respon atas produk yang dijual. Dan, tak akan pernah menyangka jawaban yang diberikan sangat di luar ekspektasi kami.

"Kakak tidak usah khawatir, itu memang risiko yang harus kami terima, dan menjadi pengusaha harus berani mengambil tantangan. Harus yakin jalan untuk mendapatkan rizki yang berkah itu banyak."
Oke, sampai di sini saya takjub dengan jawaban yang diberikan. Keyakinan yang sungguh luar biasa. Ketika kebanyakan orang pada umumnya akan berjualan hal yang mempunyai kemungkinan terjual tinggi, dia menawarkan sesuatu yang berbeda. Terakhir, kita mengaamiini apa yang sudah menjadi keyakinannya.

Hari Minggu, 05 Juni 2016 di Simpang Tujuh Kudus acara Car Free Day. Semua peserta berkumpul. Pengurus memberikan pengarahan prosedur pratik berjualan. Semua peserta mempersiapkan dengan matang. Lagi-lagi saya senang sekali melihat semangat luar biasa anak-anak Tunas Bangsa.  Tidak hanya dagangan yang mereka tawarkan, tetapi juga beberapa aksesoris unik untuk menarik perhatian calon pembeli. Mereka sungguh kreatif.

Pratik berjualan dimulai. Seluruh kelompok menyebar menjajakan dagangan mereka.



Seperti ada pesan yang disampaikan Tuhan ke saya. Beberapa menit setelahnya, dan tak jauh dari tempat kami berkumpul tadi, tas batik terjual. Kelompok pertama yang berhasil dengan cepat produk daganganya. Seorang laki-laki membelinya.

Sederhana saja, tetapi meluas sekali maknanya. Terkadang, kita lupa ada yang mengatur segalanya, hingga perhitungan manusia saja tidak akan sanggup mengalahkan skenario dan matematika Tuhan. Kita terlalu sibuk dengan logika kita, rumus sebab akibat, dan apapun yang ada di pikiran kita yang membatasi ruang dan langkah kita. Terkadang kita memikirkan tentang teori kemungkinan, teori risiko, teori-teori yang lain,melupakan hak prerogatif Tuhan, tentang apapun yang dikehendakinya pasti akan terjadi. 

Tugas manusia berdoa dan berusaha, bersabar dan bersyukur. Percayalah, hal itu sungguh tidak akan mudah dijalani. Kita begitu mudah menghakimi segalanya, hingga kita terkadang letih untuk berdoa, berusaha, bersabar dan bersyukur. Hingga kita merasa apa yang dilakukan sudah tidak akan ada jalan lain, tersasa begitu sangat hitam. Dalam keletihan, kita sebenarnya sedang memperjuangkan sesuatu. Jika belum berakhir dengan indah maka itu bukan sebuah akhir. Tidak akan sia-sia orang yang berdoa,tidak akan sia-sia orang yang berusaha, dan tidak akan sia-sia orang yang berbagi.

Belajar tidak harus di bangku sekolah, tidak juga harus melihat perjuangan orang-orang besar. Cukup hal sederhana di sekitar kita mampu kita jadikan pelajaran. Hidup itu belajar tentang apapun, hingga Tuhan berkata berhenti dan waktu belajarmu sudah habis.

Selamat belajar, semangat berusaha, selalu bersyukur,berdoa dan bersabar.
(Namanya Misbachul Munir, profilnya dapat dilihat di http://www.tunasbangsa.id/2015/11/profil-mentee-muhammad-misbahul-munir.html?m=1


Share:

Minggu, 19 Juni 2016

Surat Untuk Seluruh Keluarga Besar Gerakan Tunas Bangsa

Begitu bangga dan bersyukur memiliki Keluarga Besar Gerakan Tunas Bangsa yang rela menginvestasikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk menggerakkan Gerakan ini. Tak terasa sudah setahun perjalanan Gerakan ini dan tentunya perjalanan kedepan akan semakin panjang dan menantang. 

Gerakan ini diawali dengan niat tulus untuk terus berbagi, bergerak serentak melakukan hal sederhana dengan cara apapun yang kita bisa. Kami semua yakin, semua KEBAIKAN dan KETULUSAN yang kita lakukan tidak pernah sederhana maknanya. KEBAIKAN dan KETULUSAN untuk BERBAGI selalu mendatangkan KEDALAMAN ARTI bagi yang MEMBERI. Jika kita bertanya kembali, mungkin yang kita lakukan dan berikan itu sederhana, tapi kita tidak pernah tahu bahwa begitu DALAM MAKNA DAN ARTINYA bagi yang menerimanya.

Jika kita semua di tanya, Mengapa kita memikirkan orang lain? Kenapa tidak memikirkan diri kita sendiri dulu? Kenapa mikirin pendidikan anak-anak orang? Masih kurang itu DPR dan Menteri atau Presiden?

Mungkin jawaban kita sederhana “SAYANG AJA HIDUP INI JIKA KITA NIKMATIN SENDIRI”. Kita semua sepakat bahwa Orang KAYA adalah mereka yang mampu MEMBERI dan orang yang MEMBERI berarti sudah selesai dengan diri mereka sendiri. Itulah tanda bahwa kita KAYA HATI. 

Bagi kita semua, tidak pernah ada kata lelah untuk BERBAGI, justru dengan BERBAGI, akan memberi kita banyak ENERGI. 

Mungkin diantara kita merasakan KEKUATAN POSITIF dengan berkumpul dengan orang-orang yang memiliki kesamaan value untuk terus BERBAGI. Gerakan Tunas Bangsa inilah tempatnya, kita semua BANGGA dan BERSYUKUR berada dalam KERUMUNAN POSITIF yang terus tumbuh dan berkembang melakukan hal baik untuk tunas-tunas muda bangsa Indonesia. 

Mungkin diantara kita pernah survey atau sekedar bertanya kepada setiap orang yang melalukan KEBAIKAN, mereka bercerita dengan penuh ANTUSIAS dan BERSEMANGAT. Bahkan mereka merasakan KETAGIHAN untuk terus melakukan banyak KEBAIKAN. Itulah bukti nyata, bahwa KEBAIKAN HATI akan selalu mendatangkan KEPUASAN. Ketagihan adalah perilaku yang hadir ketika kita merasakan kenyamanan dan kepuasan dalam hal apapun.

Mengutip Kata HARLY UMBOH “Untuk bisa berbagi tidak perlu sampai anda berkecukupan, berbagilah mulai sekarang walaupun hanya sebuah senyuman. Karena esensi dari berbagi adalah ketika orang lain merasa bahagia dengan apa yang kita berikan”. 

Teruntuk semua Keluarga Besar Gerakan Tunas Bangsa, terimakasih atas dedikasinya, waktu, tenaga, materi dan dukungan moralnya. KEBAIKAN yang tidak akan pernah berhenti adalah ketika kita terus hadir MEMBERI ARTI dan MENGINSPIRASI orang lain.

Kami terus mengajak Kakak-Kakak dan Adik-Adik Mentee semua untuk menguatkan Gerakan baik ini agar bisa terus memberi arti. Kami akan mendorong pertumbuhan dan kematangan diri untuk adik-adik mentee agar mereka siap memasuki fase-fase kehidupan berikutnya. Kami dari pengurus akan selalu melakukan evaluasi diri dan perbaikan untuk kemajuan Gerakan ini

Kami akan mendorong adik-adik mentee aktif berkomunikasi dan berjejaring sebagai sarana untuk belajar dan menimba ilmu dari kakak-kakak mentor semuanya. Mentoring dan sharing dari kakak-kakak mentor (donatur dan pengurus) menjadi pengalaman mahal yang akan adik-adik rasakan dan akan bermanfaat untuk kedepannya. Sejatinya mereka sangat berpotensi, mereka butuh sosok orang yang memberitahu, mengarahkan dan membimbing agar potensi baik yang mereka miliki bisa terfasilitasi. 

Setahun berjalan banyak sekali kabar baik dari adik-adik mentee Gerakan Tunas Bangsa. Mungkin diantaranya kita semua sudah mengetahuinya.

  1. Ucca Amanda Larasati yang terpilih untuk ikut seleksi “Tunas Muda Pemimpin Indonesia 2016” dari Kementrian Perempuan.
  2. Achyarul Mabruri yang berhasil mendapatkan juara 1 LCC Nursing Competition tingkat SMA/SMK/MA se-Jateng di Unissula dan juara 2 Olimpiade Matematika.
  3. Ahmad Sa’dan menjadi MC di Acara Kabupaten.
  4. Dwi Damayanti mendapatkan penghargaan dari sekolahnya karena prestasinya
  5. Iqbal berhasil menjadi lulusan terbaik dengan nilai tertinggi dari SMP 2 Kudus dan berhasil masuk di SMA 1 Kudus dengan nilai tertinggi diantara siswa yang mendaftar di SMA tersebut.
  6. Lily Santika keterima di SMA 2 Kudus di Kelas Unggulan.
  7. Seluruh Mentee aktif dalam kegiatan dan kepengurusan organisasi di sekolahnya masing-masing. Memimpin bulletin sekolah, OSIS, Pramuka, SKI, Paskibra, PMR dan lain-lain.
  8. Adik-adik mentee membentuk kepengurusan Mentee Gerakan Tunas Bangsa 2016-2017.
  9. Adik-adik mentee inisiatif untuk membentuk kepanitiaan di acara Buka Bersama Keluarga Tunas Bangsa untuk mengasah Leadership mereka.
  10. Adik-adik mulai aktif dalam membuat karya atau tulisan, yang nantinya akan kita bukukan. Beberapa yang sudah publish di website seperti tulisan dari Muhammad Fais Yusron (Resolusi untuk Perubahan, Ini Tunas Bangsaku, Mana Tunas Bangsamu, Mohammad Misbachul Munir (Seribu Kebaikan dari Tunas Bangsaku, Achyarul Mabruri (Man Jadda Wa Jadda)
  11. Beberapa adik-adik mentee membantu dalam branding Gerakan Tunas Bangsa.



Seperti yang Kak Nugi pernah sampaikan “Memberikan donasi kepada orang miskin itu biasa, namun mendanai pendidikan anak yg memiliki potensi itu lebih penting, karena dapat mengurangi kemiskinan kelak.” 

Kita tidak pernah berharap apapun, karena apa yang kita lakukan dan berikan dengan sendirinya akan membentuk seperti apa yang kita harapkan. 

Kita semua mengajak seluruh keluarga besar Gerakan Tunas Bangsa untuk terus OPTIMIS melihat masa depan Tunas Bangsa yang lebih baik. Ceritakan, Sebarkan, Sosialisasikan dan ajak orang-orang sekeliling kita semua untuk hadir dan bergabung menjadi keluarga besar Gerakan Tunas Bangsa.

Terimakasih sudah melukiskan sejarah di Gerakan Tunas Bangsa, terimakasih sudah memberi arti dalam pendidikan tunas-tunas bangsa Indonesia.




Salam Hangat,

Atas Nama Gerakan Tunas Bangsa


Suhariyanto Putra

Managing Director
Share:

Like Fanpages