Gerakan Tunas Bangsa

Gerakan Tunas Bangsa merupakan gerakan mentoring yang berfokus pada pembentukan karakter dan jiwa kepemimpinan melalui aktivasi nilai-nilai kebaikan dalam diri generasi muda bangsa Indonesia.

Keluarga Besar Gerakan Tunas Bangsa

Foto bersama pengurus dan mentee Gerakan Tunas Bangsa.

Mentee Gerakan Tunas Bangsa

Mentee Gerakan Tunas Bangsa adalah penerima beasiswa plus. Selain menerima beasiswa mereka juga menerima berbagai pelatihan pengembangan diri.

Mentor dan Mentee

Mentor memberi berbagai materi pengembangan diri kepada mentee

Penyerahan Beasiswa

Mentee menerima beasiswa plus.

In Class Training

Mentee menerima materi pengembangan diri yang dilakukan di dalam ruangan. Kami berkerja sama dengan sekolah mentee dalam melakukan kegiatan pelatihan.

Selasa, 27 Juni 2017

Berbuka Bersama dan Berbagi Ilmu Donatur Gerakan Tunas Bangsa

Ramadan merupakan  momen yang sangat tepat bagi umat Islam untuk saling berbagi. Dimana segala amal dan perbuatan akan dilipatgandakan oleh Allah swt. Momen inilah yang dimanfaatkan Mentee Gerakan Tunas Bangsa untuk saling berbagi dan memberi. Mentee Gerakan Tunas Bangsa mengadakan kegiatan buka bersama dengan Pengurus dan Donatur Gerakan Tunas Bangsa. Persiapan yang meliputi tempat, acara, menu berbuka dilakukan seluruhnya oleh Mentee Gerakan Tunas Bangsa.

Kegiatan buka bersama ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kudus. Dihadiri oleh Mentee Gerakan Tunas Bangsa, Pengurus Gerakan Tunas Bangsa, dan Donatur Gerakan Tunas Bangsa. Acara yang dilaksanakan di penghujung Ramadan ini (23/6) tidak hanya sekadar berkumpul, momen ini juga dimanfaatkan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dari Donatur Gerakan Tunas Bangsa. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menambah pengetahuan tentang dunia perkuliahan, berbagi semangat, dan berjuang untuk meraih impian di masa depan.



Acara ini dibuka pada pukul 15:00  dengan salat ashar berjamaah. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil dipimpin oleh M. Fais Yusron dan Misbachul Munir keduanya juga merupakan Mentee Gerakan Tunas Bangsa. Semua Mentee mengikuti dengan tertib dan khidmad. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Panitia Ahmad Fahmi Fawaid. Selanjutnya sambutan perwakilan dari Donatur Gerakan Tunas Bangsa, Nur Hanifah, Beliau menyampaikan agar Mentee untuk tetap semangat dimanapun berada dan kelak dapat bermanfaat bagi sekitar. Terakhir, sambutan disampaikan oleh Suhariyanto Putra selaku Managing Director Gerakan Tunas Bangsa.

Setelah sambutan, adalah sesi berbagi ilmu dan motivasi tentang perkuliahan oleh kak Khabibatul Fatkhi. Beliau menempuh S2 di Universitas Pendidikan Indonesia dan memperoleh beasiswa LPDP. Wanita yang akrab dipanggil Kak Bibah ini juga menyampaikan motivasi perkuliahan. Menurutnya ketika kita mampu berjuang dengan sungguh-sungguh dan tidak menyerah dengan keadaan, maka kita akan mendapat hasil yang sepadan dengan proses yang dihadapi. Wanita yang menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Negeri Jakarta juga menyampaikan berbagai kesulitan yang berhasil dia lalui dengan baik.


Sesi berikutnya adalah buka bersama yang dilanjutkan dengan salat magrib berjamaah. Pembagian Beasiswa Tahap 2 Tahun Ajaran 2016/2017 Gerakan Tunas Bangsa disampaikan di sela berbuka puasa. Ajang ini juga dimanfaatkan oleh Mentee untuk lebih akrab dengan Donatur, menggali ilmu dan pengalaman.  Kak Mohammad Syaiful Ulum seorang pengusaha garmen juga berkenan untuk berbagi. Sama seperti Kak Biba, Kakak yang akrab dipanggil Kak Ulum ini, ingin berbagi ilmu dan pengalaman hidupnya sewaktu berkuliah hingga menjadi seorang pengusaha. Banyak hal yang harus dipersiapkan dan harus mampu menghadapi segala kesulitan dalam menjalankan usaha. Kegiatan ini ditutup dengan shalat berjamaah dan berfoto bersama.
  
Share:

Senin, 26 Juni 2017

Kejarlah Mimpi & Raihlah Cita-Citamu

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Hai teman-teman, bagaimana suasana Hari Raya Idul Fitri tahun ini? Semoga tambah menyenangkan ya. Saya mau mengucapkan Taqobbalallahu minna wa minkum Taqobbal Ya karim, minal ‘aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin.

Saya Yusrotul Rusda, salah satu mentee gerakan tunas bangsa dari SMA 2 Kudus. Saya ingin menceritakan kegiatan yang sangat menyenangkan pada tanggal 23 Juni 2017 yaitu acara buka bersama gerakan tunas bangsa yang diadakan di Aula MAN 2 Kudus. Jadi, buka bersama kali ini di hadiri oleh mentee, mentor, dan donatur yang membuat suasananya sangat ramai dan menyenangkan.  Kegiatan ini diselenggarakan oleh inisiatif  teman-teman mentee yang bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi keluarga besar gerakan tunas bangsa.

Acara yang dimulai pada pukul 16.00 WIB diawali dengan pembukaaan dari MC dilanjutkan dengan tahlil, sambutan-sambutan (ketua panitia, perwakilan mentor, dan perwakilan donatur), materi tentang passion, sesi tanya jawab, dan akhirnya acara inti yaitu buka bersama.

Pada waktu acara materi tentang passion, ada satu cerita yang membuat saya sangat termotivasi, yaitu cerita pengalaman dari kak Habibah, salah satu donatur dari gerakan tunas bangsa, sebenarnya cerita dari semua kakak- kakak mentor juga sangat menarik, akan tetapi mungkin karena saya berada di depan pintu aula jadi,  tidak terlalu terdengar dan tidak fokus, akhirnya saya pindah menuju ke depan.
 Kak Biba bercerita tentang perjalanan dan perjuangannya meraih cita-cita


Cerita yang  membuat saya sangat  terharu dari Kak Habibah adalah lika-liku perjuangan beliau untuk menggapai impiannya yang menurut saya merupakan suatu benteng yang harus ditembus dengan usaha yang tidak semua orang bisa melakukannya. Banyak sekali yang beliau ceritakan, mulai dari lulus SMA yang tidak diperbolehkan orang tuanya untuk kuliah karena faktor biaya, bekerja sebagai buruh di Pizza Hut, hingga akhirnya beliau dapat melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Jakarta dan mendapatkan gelar sarjana. Tidak hanya sampai disana, kemudian Kak Habibah melanjutkan studinya di Universitas Pendidikan Indonesia.  Hal yang membuat saya sangat tertarik adalah begitu besarnya tekad dari seseorang yang berasal dari desa yang berusaha mengejar impiannya dengan kondisi ekonomi keluarga yang tergolong menengah ke bawah. Hingga akhirnya pada sesi tanya jawab, saya bertanya kepada Kak habibah. “Bagaimana cara kakak menghadapi celaan dari orang-orang yang tidak mendukung kakak, bahkan ingin menjatuhkan kakak?.” Kemudian kak Habibah menjawab pertanyaan saya, “omongan mereka lah yang menjadi motivasi kakak untuk membuktikan kepada mereka bahwa kakak mampu untuk mewujudkan impian kakak, dan kakak tidak peduli apa yang mereka katakan kepada kakak.”


Dari kisah beliau saya dapat menyimpulkan bahwa, cita-cita itu harus dibangun oleh diri kita sendiri. Bukan orang lain, atau kemampuan maupun pendidikan orang tua yang menjadikan kita sukses. Tapi usaha, kerja keras, dan semangat kita dalam meraih kesuksesan tersebut. Saya sangat berterima kasih kepada kakak-kakak mentor yang sudah memotivasi saya dan teman-teman yang sudah bekerja sama dalam terselenggarakannya acara bukber keluarga besar gerakan tunas bangsa.

Satu puisi dariku tentang sebuah impian yang harus dikejar.


The Dream

Aku melangkah menyusuri  jalan...
Berjalan terus walaupun terseok
Sesekali aku berhenti,
Tapi bukan karena aku lelah

Banyak batu membuatku tersandung
Banyak bisikan yang menyuruhku berhenti
Banyak yang bilang sia-sia aku berjalan
Tapi mungkin langkahku lebih kuat dari bisikan itu

Kuturuti langkah kakiku..
Berjalan... bahkan aku diajaknya berlari
Menghampiri  impian yang sudah menghadangku di depan
Menyusul masa depan yang terlihat cemerlang
Bagaikan langit yang dihiasi oleh pelangi
Bagaikan mawar yang mekar menemani mentari
Bagaikan udara yang terhirup di fajar hari

Aku disini tidak meluberkan tangis
Tidak diam, mengoyak, bahkan memberontak
Tapi aku tegap
Menjemput sang ribuan mimpi,
Yang terlihat menjulang dari bumi

Share:

Selasa, 20 Juni 2017

Belajar Merasakan Perkerjaan Orang Tuaku

Assalamu'alaikum wr wb.

Apa kabar teman-teman semua?

Wah pasti sekarang lagi menikmati liburan kenaikan kelas dan liburan lebaran ya?
Selamat berlibur teman-teman.


Saya Alditta Khoirun Nisa, Mentee Gerakan Tunas Bangsa dari MAN 2 Kudus. Saya mau cerita tentang awal liburanku yang aku isi dengan membantu pekerjaan orang tuaku. Jadi hari Sabtu, 17 Juni 2017 adalah pengambilan Rapor di Sekolahku. Sore harinya aku berangkat menuju Ciputat dari Terminal Kudus. Saya berangkat bersama adikku semata wayang yang sekarang ini duduk di kelas VII MTS. Alhamdulillah kami selamat sampai tujuan.

Di Ciputat adalah rumah Orang Tuaku dari hasil kerja selama merantau di Ciputat. Saya sendiri asli Pati, karena Kakek Nenek tinggal di sana. Sebelum saya sekolah di Kudus, saya mengenyam pendidikan SMP di Ciputat.

Alhamdulillah, aku dan adikku sampai di Ciputat sebelum subuh. Aku dan keluarga langsung sholat subuh berjama’ah, lalu mendengarkan ayahku bertausiyah. Memang sudah menjadi hobi dari ayahku untuk berdakwah setiap selesai sholat subuh. Setelah selesai aktivitas sembahyang tesebut, aku dan adikku merasa mengantuk sekali. Mungkin karena kecapekan selama perjalanan dari Kudus ke Ciputat kali ya. Akhirnya aku dan adikku diiizinkan untuk tidur sejenak.


Pukul 08.00 WIB, aku terbangun dari tidur nyenyakku. Lalu, aku ganti baju untuk siap-siap membantu orang tuaku. Tentunya dengan baju yang cocok karena aku akan berbaur dengan debu-debu kayu.

Kemudian, mulailah aku membantu pekerjaan orang tuaku. Menurutku ringan sih pekerjaannya. Saya membantu mengamplas ukiran yang akan difurniture. Aku berusaha hati-hati mengamplasnya agar hasilnya bagus dan cepat selesai. Tentunya jika cepet selesai, juga senang dan mengurangi rasa bosan. Biasanya setelah selesai sholat dzhuhur, maka aktivitas berhenti dulu untuk shalat dan tidur siang. Setelah itu dilanjutkan kerja lagi.

Setiap liburan memang aku selalu membantu pekerjaan orang tuaku karena bagian dari baktiku untuk orang yang sudah berjasa dalam hidupku. Semoga orang tuaku selalu sehat dan bisa bekerja dengan lancar serta aku dan adikku bisa menjadi anak yang membanggakan kedua orangtuaku.
Ini sedikit cerita & caraku mengisi liburan, bagaimana caramu?


Share:

Like Fanpages