Karya : Etika Puspasari
Operation & General Affair Gerakan Tunas Bangsa
Ada yang menggelitik hati saya.
Pelajaran penting dari sebuah hal yang sangat sederhana dilakukan oleh seorang
Mentee Tunas Bangsa. Kali ini sesi kewirausahaan, Mentee diberikan tantangan
untuk praktik berjualan. Semangat mereka untuk berjualan luar biasa. Kami
menentukan modal minimal agar mudah untuk menghitung laba bersih dari hasil
penjualan.
Yang
saya ingat sekitar jam 5 pagi ada pesan WhatsApp masuk. Kak Yenni Kusuma
Astuti, pengurus Tunas Bangsa. "Kak ada adek Tunas Bangsa yang bilang sama
aku, kalau kelompoknya jualan tas batik dari pekalongan."
Sekilas
pesan tersebut biasa saja, dan memang tak ada yang perlu dipermasalahkan dengan
usulan untuk berjualan tas batik dari Pekalongan. Pesan WhatsApp pun berlanjut,
dan Kak Yenni menuliskan, bahwa yang dijual adalah sebuah tas batik cantik
dengan harga lumayan tinggi. Yang menarik adalah kelompok tersebut hanya
membawa satu buah tas saja, tanpa ada pilihan model dan warna tas.
Ini
sebenarnya sangat menarik, dan penuh tantangan untuk sekadar pratik jualan di
Car Free Day Simpang Tujuh Kudus. Risiko terbesar yang akan diterima kelompok
tersebut adalah tas tersebut mempunyai sedikit kemungkinan untuk terjual
dan kelompoknya tidak akan mendapatkan poin. Akhirnya dua hal tersebut yang
menjadi dasar pertimbangan kami untuk memberikan respon atas produk yang
dijual. Dan, tak akan pernah menyangka jawaban yang diberikan sangat di luar
ekspektasi kami.
"Kakak
tidak usah khawatir, itu memang risiko yang harus kami terima, dan menjadi
pengusaha harus berani mengambil tantangan. Harus yakin jalan untuk mendapatkan
rizki yang berkah itu banyak."
Oke,
sampai di sini saya takjub dengan jawaban yang diberikan. Keyakinan yang
sungguh luar biasa. Ketika kebanyakan orang pada umumnya akan berjualan hal
yang mempunyai kemungkinan terjual tinggi, dia menawarkan sesuatu yang berbeda.
Terakhir, kita mengaamiini apa yang sudah menjadi keyakinannya.
Hari
Minggu, 05 Juni 2016 di Simpang Tujuh Kudus acara Car Free Day. Semua peserta
berkumpul. Pengurus memberikan pengarahan prosedur pratik berjualan. Semua
peserta mempersiapkan dengan matang. Lagi-lagi saya senang sekali melihat
semangat luar biasa anak-anak Tunas Bangsa. Tidak hanya dagangan yang
mereka tawarkan, tetapi juga beberapa aksesoris unik untuk menarik perhatian
calon pembeli. Mereka sungguh kreatif.
Pratik berjualan dimulai. Seluruh kelompok menyebar menjajakan dagangan mereka.
Seperti
ada pesan yang disampaikan Tuhan ke saya. Beberapa menit setelahnya, dan tak
jauh dari tempat kami berkumpul tadi, tas batik terjual. Kelompok pertama yang
berhasil dengan cepat produk daganganya. Seorang laki-laki membelinya.
Sederhana
saja, tetapi meluas sekali maknanya. Terkadang, kita lupa ada yang mengatur
segalanya, hingga perhitungan manusia saja tidak akan sanggup mengalahkan
skenario dan matematika Tuhan. Kita terlalu sibuk dengan logika kita, rumus
sebab akibat, dan apapun yang ada di pikiran kita yang membatasi ruang dan
langkah kita. Terkadang kita memikirkan tentang teori kemungkinan, teori
risiko, teori-teori yang lain,melupakan hak prerogatif Tuhan, tentang apapun
yang dikehendakinya pasti akan terjadi.
Tugas manusia berdoa dan berusaha, bersabar dan bersyukur. Percayalah, hal itu sungguh tidak akan mudah dijalani. Kita begitu mudah menghakimi segalanya, hingga kita terkadang letih untuk berdoa, berusaha, bersabar dan bersyukur. Hingga kita merasa apa yang dilakukan sudah tidak akan ada jalan lain, tersasa begitu sangat hitam. Dalam keletihan, kita sebenarnya sedang memperjuangkan sesuatu. Jika belum berakhir dengan indah maka itu bukan sebuah akhir. Tidak akan sia-sia orang yang berdoa,tidak akan sia-sia orang yang berusaha, dan tidak akan sia-sia orang yang berbagi.
Belajar
tidak harus di bangku sekolah, tidak juga harus melihat perjuangan orang-orang
besar. Cukup hal sederhana di sekitar kita mampu kita jadikan pelajaran. Hidup
itu belajar tentang apapun, hingga Tuhan berkata berhenti dan waktu belajarmu
sudah habis.
Selamat belajar, semangat berusaha, selalu bersyukur,berdoa dan bersabar.
(Namanya Misbachul Munir, profilnya dapat dilihat di http://www.tunasbangsa.id/
0 komentar:
Posting Komentar